Penerapan Strategi “Work Family Conflict” Wanita Pekerja Sektor Pariwisata Dalam Berkontribusi Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Jakarta Selatan)
Abstract
Fenomena work-family conflict ini semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita bekerja itu sendiri, keluarganya maupun bagi organisasi tempat dia bekerja. Beberapa dampak negatif secara individual diantaranya adalah berkurangnya kepuasan baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan rumah tangga, ketegangan dan stress pada diri wanita bekerja, gangguan kesehatan, dan ketidak harmonisi dan hubungan dengan anggota keluarga lain. Sedangkan dari sisi organisasi work-family conflict akan mengakibatkan berkurangnya komitmen karyawan pada pekerjaan yang akhirnya dapat mendorong perputaran tenaga kerja yang tinggi pada organisasi/ high turnover (Poelmans, 2001). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dilaksanakan secara cross- sectional, teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Responden adalah wanita yang sudah menikah atau pernah menikah, yang bekerja di Hotel, Pusat Perbelanjaan, Restoran Dan Sekolah Pariwisata didaerah Jakarta Selatan. Penerapan Work Family Conflict pada wanita sektor pariwisata menunjukan mean terbesar ada pada kuesioner “merubah rencana” dengan nilai 3.53 dan terkecil ada pada kuesioner “tuntutan pada pekerjaan dengan nilai 2.26. Sedangkan untuk variabel y, yaitu strategi coping, mean terbesar ada pada kuesioner “Planning” dengan nilai 4.04 dan terkecil ada pada kuesioner “Suppression Of Competing Activities”dengan nilai 3.31. Sehingga dapat disimpulkan bahwa para wanita pekerja sektor Pariwisata melakukan strategi coping untuk meredakan stress dalam bekerja dengan melakukan Planning yaitu berusaha berpikir mengenai bagaimana caranya mengatasi sumber stres. Diketahui kontribusi pendapatan wanita terhadap total pendapatan kelurga secara keseluruhan wanita pekerja sektor industri pariwisata memberikan kontribusi sebesar 58,76% dalam perekonomian keluarga.